Monday, January 22, 2007

Tentang sebuah bisul

22:56 21/01/2007

Kita sebenarnya tidak pernah tahu apa yang terbaik untuk kita, yang kita tahu hanyalah apa yang terbaik menurut kita. Itulah sebabnya mengapa seharusnya kita selalu berdo'a pada-Nya untuk memberikan pilihan yang terbaik untuk kita bukannya berdo'a agar Dia mengabulkan apa yang kita inginkan, karena apa yang kita inginkan dan kita anggap baik belum tentu begitudalam pandangan-Nya.
Beberapa tahun yang lalu saya sempat mengikuti seleksi International Youth Exchange yang diadakan oleh Depdiknas. Keikutsertaan saya dalam seleksi ini hanyalah keisengan semata sebab banyak teman-teman saya yang juga ikut. Yah karena rame, akhirnya saya semangat juga. Saya tidak terlalu berharap untuk bisa lolos sampai ke final melihat begitu banyaknya peserta yang ikut terlebih lagi mereka semua punya bakat yang mengagumkan. Nah, kalo saya?! Saya sih gak bisa apa-apa. Tapi sesuai dengan salah satu motto saya "kalo rejeki gak akan lari" maka saya PD aja ikut. Hitung-hitung cari pengalaman kayak apa sih seleksinya. Ternyata tanpa diduga saya terpilih sebagai salah satu finalis. Pemenang yang cowok akan mengikuti konferensi pemuda ASEAN yang diadakan di atas kapal pesiar Jepang. Asyik, keliling negara-negara ASEAN. Sedangkan pemenang yang cewek akan dikirim untuk magang di Kanada. Meskipun saya gak terlalu antusias untuk menang tetap aja saya musti nyusun planning kalo saya menang. Rencananya saya bakal menjadikan kesempatan itu untuk nyari data untuk thesis saya, kebetulan saya sedang tertarik dengan cross cultural communication. Nah, aji mumpung deh^_^.
Sebagai kelengkapan dari sebuah ikhtiar kemudian saya pun berdo'a agar Allah memberikan yang terbaik buat saya.
Waktu mengikuti seleksi itu saya demam karena keletihan dan karena BISUL. Hmm...disinilah bermulanya kisah sebuah bisul ^_^. Aneh, bisul itu menyerang saya justru ketika saya mulai ikut seleksi itu. Awalnya cuma jerawat biasa yang numbuh di pipi. Karena saya jarang berjerawat jadilah tangan saya usil mengelusnya. Dan perlahan tapi pasti itu jerawat bermetamorfosis jadi bisul. Alamak, bisul kok ya di pipi. Akhirnya karena diserang bertubi-tubi saya nyerah juga. Ketika tes terakhir akan di gelar, penampilan seni dan bakat secara berkelompok, saya menghadap panitia. Saya resign, mengundurkan diri. Sebenarnya sayang soalnya saya satu-satunya jilbaber yang ikutan, niat saya salah satunya emang mo ngebuktiin kalo jilbaber is the best (wuiiiihhh....jreng...jreng...). Tapi apa hendak dikata. Semuanyaberjalan bukan atas kehendak saya. Panitia sempat melarang saya untuk mundur, belakangan saya tahu kalo ternyata saya termasuk kandidat kuat untuk menang. Mungkin karena paper saya yang bagus. Pantesan setelah paper itu dikumpulin, para senior n juri sering ngeliatin saya (wua..haha...haha..GR neh). Rupanya mereka pengen tahu siapa yang bikin paper sebagus itu hehehe...Singkat cerita saya pulang, saya singgah ke tempat teman dan saya pingsan disana :(. Well, saya tidak kecewa. Setelah difikir-fikir itu adalah jawaban do'a saya, saya meminta yang terbaik buat saya bukan yang terbaik menurut saya. Dan Allah mengirimkan bisul di wajah saya.

No comments: