Wednesday, July 19, 2006

JILBAB TIDAK WAJIB BAGI MUSLIMAH




Boleh percaya boleh tidak tapi itulah faktanya. Tidak ada kewajiban bagi wanita yang mengaku beragama Islam (populer disebut sebagai muslimah) untuk menutup auratnya (red- jilbab).
So...buat para perempuan yang memeluk Islam baik karena keluarga ataupun karena ikut-ikutan maupun yang merasa itu panggilan hati, kalian boleh kok untuk tidak memakai jilbab.
KAGET...??? SENANG...??? GAK PERCAYA...?!!
I’ll show u what u need to know gals ;)

“Hai nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan wanita-wanita mukmin: ‘hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya* keseluruh tubuh mereka’. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (Al-Ahzab, 33:59)

*jilbab dalam bahasa arab adalah sejenis baju kurung yang lapang yang dapat menutup kepala, muka, dan dada.

See...U got that?! Ngerti gak seh........?!
Apakah kamu istri nabi? BUKAN
Apakah kamu anak perempuan nabi? BUKAN
Apakah kamu wanita mukmin? Wanita yang beriman pada yang enam; Allah, malaikat, nabi n rasul, kitab suci (Al-Qur’an), hari akhirat, qadha n qadar???
Apakah kamu termasuk orang-orang yang percaya kepada enam elemen rukun iman tersebut?
Well...silahkan jawab sendiri. Tanya hatimu apakah kamu wanita mukmin. Kalau jawabannya TIDAK maka kamu terbebas dari kewajiban berjilbab or menutup aurat.
Kamu bisa bebas berekspresi dalam hal berpakaian. Kamu juga bebas bereksperimen untuk menentukan jenis pakaian seperti apa yang kira-kira cocok buat menampilkan kepribadianmu. It’s ur right tuk make pakaian ala tarzan atau ala britney or sekalian aja ikutan tren berpakaian ala animalia alias tuelanjang boegil. Back to nature gals ;)






PERHATIAN !!!!

Tulisan berikut ini hanya diperuntukkan bagi orang-orang smart. Kalo kamu merasa ga smart sangat dianjurkan untuk tidak membacanya karena bisa menimbulkan peradangan syaraf.


Hey gals...perintah untuk menutup aurat hanya wajib bagi wanita mukmin sama halnya dengan perintah puasa Ramadhan yang hanya berlaku bagi orang-orang mukmin, just for mukminin n mukminat not for muslimin n muslimat.
Wanita mukmin adalah orang yang percaya bahwa perintah itu berasal dari Allah, yang disampaikan oleh malaikat-Nya kepada rasul-Nya untuk disampaikan kepada hamba-hambaNya yang beriman melalui kitab suci-Nya dengan tujuan agar manusia dapat selamat dari musibah yang ada di dunia maupun dari musibah yang akan menimpanya pada hari kemudian (akhirat) karena disanalah segala sesuatunya akan dibalasi sesuai dengan qadha dan qadarNya.

Apakah kamu ber-Islam? Kamu boleh menjawab ya karena toh kamu sudah bersyahadat (bahkan setiap hari kalo kamu sholat :D) yang artinya kamu telah mengakui bahwa Tuhan semesta raya ini hanyalah Allah dan Muhammad itu adalah utusanNya. Kamu boleh mengaku Islam meskipun kamu tidak sholat (tapi ingat...sholat itu pembeda antara kafir dan muslim loh!), tidak puasa, tidak membayar zakat apalagi naik haji.
Apakah kamu beriman? Who knows...mene ketehe

Sekarang logikanya begini loh gals...
Kalo kamu ber-Islam berarti seharusnya kamu beriman dan kalo kamu beriman seharusnya kamu percaya kalo perintah itu datang dari Allah. Dan kalo kamu emang percaya perintah itu berasal dariNya artinya secara sadar kamu yakin kalo menutup aurat itu wajib n kalo kamu yakin hal itu wajib maka seharusnya kamu sekarang telah, sedang dan akan selalu menutup aurat dengan benar. Satu hal yang harus kamu ingat...aurat bagi wanita adalah seluruh bagian tubuh kecuali yang wajah dan telapak tangan.

Sekarang mari kita jalan mundur...
Apakah kamu telah menutup aurat dengan benar? Kalo belum berarti kamu tidak yakin itu wajib, kalo begitu artinya kamu tidak percaya perintah itu datang dari Allah, n itu artinya kamu tidak percaya pada Allah, n itu artinya kamu tidak yakin kalo Allah itu Tuhan, n itu artinya kamu bukan orang beriman apalagi Islam n itu artinya kamu orang....

Excuse me??! WHO R U???????????????????????????????

Yang jelas sih kayaknya bukan orang Islam deh...(n_n).
Piss fren...aku orangnya open minded loh so aku sangat amat menghargai pertemanan antara ras, agama, wilayah dan umur yang berbeda J.
TEMENAN YUK...//IQ ‘06

TUHAN SEMBILAN SENTI

TUHAN SEMBILAN SENTI
Oleh Taufiq Ismail


Indonesia adalah sorga luar biasa ramah bagi perokok, tapi tempat siksa tak tertahankan bagi orang yang tak merokok,
Di sawah petani merokok, di pabrik pekerja merokok, di kantor pegawai merokok, di kabinet menteri merokok, di reses parlemen anggota DPR merokok, di Mahkamah Agung yang bergaun toga merokok, hansip-bintara-perwira nongkrong merokok, di perkebunan pemetik buah kopi merokok, di perahu nelayan penjaring ikan merokok, di pabrik petasan pemilik modalnya merokok, di pekuburan sebelum masuk kubur orang merokok,
Indonesia adalah semacam firdaus-jannatu-na'im sangat ramah bagi perokok, tapi tempat siksa kubur hidup-hidup bagi orang yang tak merokok,
Di balik pagar SMU murid-murid mencuri-curi merokok, di ruang kepala sekolah ada guru merokok, di kampus mahasiswa merokok, di ruang kuliah dosen merokok, di rapat POMG orang tua murid merokok, di perpustakaan kecamatan ada siswa bertanya apakah ada buku tuntunan cara merokok,
Di angkot Kijang penumpang merokok, di bis kota sumpek yang berdiri yang duduk orang bertanding merokok, di loket penjualan karcis orang merokok, di kereta api penuh sesak orang festival merokok, di kapal penyeberangan antar pulau penumpang merokok, di andong Yogya kusirnya merokok, sampai kabarnya kuda andong minta diajari pula merokok,
Negeri kita ini sungguh nirwana kayangan para dewa-dewa bagi perokok, tapi tempat cobaan sangat berat bagi orang yang tak merokok,
Rokok telah menjadi dewa, berhala, tuhan baru, diam-diam menguasai kita,
Di pasar orang merokok, di warung Tegal pengunjung merokok, di restoran di toko buku orang merokok, di kafe di diskotik para pengunjung merokok,
Bercakap-cakap kita jarak setengah meter tak tertahankan abab rokok, bayangkan isteri-isteri yang bertahun-tahun menderita di kamar tidur ketika melayani para suami yang bau mulut dan hidungnya mirip asbak rokok,
Duduk kita di tepi tempat tidur ketika dua orang bergumul saling menularkan HIV-AIDS sesamanya, tapi kita tidak ketularan penyakitnya. Duduk kita disebelah orang yang dengan cueknya mengepulkan asap rokok di kantor atau di stopan bus, kita ketularan penyakitnya. Nikotin lebih jahat penularannya ketimbang HIV-AIDS,
Indonesia adalah sorga kultur pengembangbiakan nikotin paling subur di dunia, dan kita yang tak langsung menghirup sekali pun asap tembakau itu, bisa ketularan kena,
Di puskesmas pedesaan orang kampung merokok, di apotik yang antri obat merokok, di panti pijat tamu-tamu disilahkan merokok, di ruang tunggu dokter pasien merokok, dan ada juga dokter-dokter merokok,
Istirahat main tenis orang merokok, di pinggir lapangan voli orang merokok, menyandang raket badminton orang merokok, pemain bola PSSI sembunyi-sembunyi merokok, panitia pertandingan balap mobil, pertandingan bulutangkis, turnamen sepakbola mengemis-ngemis mencium kaki sponsor perusahaan rokok,
Indonesia adalah semacam firdaus-jannatu-na'im sangat ramah bagi orang perokok, tapi tempat siksa kubur hidup-hidup bagi orang yang tak merokok,
Rokok telah menjadi dewa, berhala, tuhan baru, diam-diam menguasai kita,
Di sebuah ruang sidang ber-AC penuh, duduk sejumlah ulama terhormat merujuk kitab kuning dan mempersiapkan sejumlah fatwa. Mereka ulama ahli hisap. Haasaba, yuhaasibu, hisaaban. Bukan ahli hisab ilmu falak, tapi ahli hisap rokok. Di antara jari telunjuk dan jari tengah mereka terselip berhala-berhala kecil, sembilan senti panjangnya, putih warnanya, ke mana-mana dibawa dengan setia, satu kantong dengan kalung tasbih 99 butirnya,
Mengintip kita dari balik jendela ruang sidang, tampak kebanyakan mereka memegang rokok dengan tangan kanan, cuma sedikit yang memegang dengan tangan kiri. Inikah gerangan pertanda yang terbanyak kelompok ashabul yamiin dan yang sedikit golongan ashabus syimaal?
Asap rokok mereka mengepul-ngepul di ruangan AC penuh itu. Mamnu'ut tadkhiin, ya ustadz. Laa tasyrabud dukhaan, ya ustadz. Kyai, ini ruangan ber-AC penuh. Haadzihi al ghurfati malii'atun bi mukayyafi al hawwa'i. Kalau tak tahan, di luar itu sajalah merokok. Laa taqtuluu anfusakum.
Min fadhlik, ya ustadz. 25 penyakit ada dalam khamr. Khamr diharamkan. 15 penyakit ada dalam daging khinzir (babi). Daging khinzir diharamkan. 4000 zat kimia beracun ada pada sebatang rokok. Patutnya rokok diapakan?
Tak perlu dijawab sekarang, ya ustadz. Wa yuharrimu 'alayhimul khabaaith. Mohon ini direnungkan tenang-tenang, karena pada zaman Rasulullah dahulu, sudah ada alkohol, sudah ada babi, tapi belum ada rokok.
Jadi ini PR untuk para ulama. Tapi jangan karena ustadz ketagihan rokok, lantas hukumnya jadi dimakruh-makruhkan, jangan,
Para ulama ahli hisap itu terkejut mendengar perbandingan ini. Banyak yang diam-diam membunuh tuhan-tuhan kecil yang kepalanya berapi itu, yaitu ujung rokok mereka. Kini mereka berfikir. Biarkan mereka berfikir. Asap rokok di ruangan ber-AC itu makin pengap, dan ada yang mulai terbatuk-batuk,
Pada saat sajak ini dibacakan malam hari ini, sejak tadi pagi sudah 120 orang di Indonesia mati karena penyakit rokok. Korban penyakit rokok lebih dahsyat ketimbang korban kecelakaan lalu lintas, lebih gawat ketimbang bencana banjir, gempa bumi dan longsor, cuma setingkat di bawah korban narkoba,
Pada saat sajak ini dibacakan, berhala-berhala kecil itu sangat berkuasa di negara kita, jutaan jumlahnya, bersembunyi di dalam kantong baju dan celana, dibungkus dalam kertas berwarni dan berwarna, diiklankan dengan indah dan cerdasnya,
Tidak perlu wudhu atau tayammum menyucikan diri, tidak perlu ruku' dan sujud untuk taqarrub pada tuhan-tuhan ini, karena orang akan khusyuk dan fana dalam nikmat lewat upacara menyalakan api dan sesajen asap tuhan-tuhan ini,
Rabbana, beri kami kekuatan menghadapi berhala-berhala ini.

ARJUNA DAN BIDADARI


Arjuna Dan Sang Bidadari

Namanya Arjuna, persis nama seorang tokoh dalam dunia pewayangan. Tapi ia tak tampan, tak gagah. Apalagi digila-gilai oleh wanita. Arjuna yang ini hanya seorang penjual ulat sebagai pakan burung yang penghasilannya tidak menentu. Tinggalnya di sebuah rumah sederhana dengan ibundanya yang sudah berusia 70 tahunan. Sejak usia 2 tahun Arjuna menderita lumpuh. Penyebabnya adalah demam yang sangat tinggi yang kemudian merusak syarafnya. Arjuna kini sudah 40 tahun dan tetap lumpuh. Ia pun masih tetap ulet menjalankan profesinya. Sejak beberapa waktu yang lalu ia mempunyai kegemaran baru, suka mengikuti pengajian dari masjid ke masjid.
Dari pengembaraannya itu akhirnya ia jatuh cinta pada sebuah masjid di sebuah pondok pesantren yang dipimpin oleh seorang kyai yang masih muda dan berkharisma. Pagi itu Arjuna tampak rapi dan wangi. Ia menggunakan baju terbaiknya, sebuah baju koko berwarna putih yang dimintanya pada sang ibu untuk disetrika licin-licin. Ia sudah siap menuju pengajian di pondok pesantren. Jaraknya lumayan, dari Jl. Pendawa Dalam, Bandung, ke daerah Gegerkalong Girang. Apalagi bagi seseorang yang tak berfisik sempurna seperti Arjuna, jarak itu terasa lebih dari sekedar lumayan. Arjuna merangkak di depan rumahnya, lalu dengan suara cadelnya berteriak memanggil becak di ujung jalan. Sang tukang becak pun tanggap dengan panggilan Arjuna. Ia mafhum, Arjuna pasti akan pergi ke pondok pesantren. Arjuna duduk manis di dalam becak, hingga sampai ke jalan besar. Di jalan besar, sang tukang becak membantu memanggilkan taxi. Satu taxi lewat, taxi berikutnya juga, dan berikutnya, lalu berikutnya. Arjuna tetap duduk manis di dalam becak, tersenyum. Keringat mengucur di tubuh sang tukang becak yang tampak sedikit kesal tidak satu pun taxi yang mau berhenti. Membawa Arjuna sebagai penumpang taxi memang berbeda. Sang sopir taxi harus rela membantu menggendongnya. Maka tak heran kalau tak semua sopir taxi mau. Tapi Allah selalu memberikan pertolongan-Nya.
Sebuah taxi meluncur pelan dan berhenti. Sampai di pondok pesantren Arjuna disambut oleh beberapa orang jemaah. Ia sama sekali tak dipandang sebelah mata. Justru banyak orang yang sayang padanya, termasuk sang kyai. Ceramah pun dimulai. Seperti kali yang lalu. kali ini Arjuna tak mampu membendung air matanya. Semangatnya membara. Bukan hanya itu bahkan bergejolak. Bagai sebuah handphone yang perlu di-charge, inilah saat-saat Arjuna menge-charge jiwanya. Total biaya Rp.50.000,- yang harus ia keluarkan untuk pulang pergi ke pondok pesantren, serasa tak ada harganya dibanding dengan setrum yang menyulut dirinya. Ajuna jadi lebih semangat bekerja, lebih semangat mengumpulkan uang untuk bisa datang ke pengajian. Arjuna sekarang jadi rajin ibadah malam. Sifat pemarahnya mulai hilang, jadi lebih sabar dan optimis.
Pelan-pelan keinginan itu muncul. Suatu keinginan yang sama sekali tak pernah berani untuk ia mampirkan walau sekilas di kepalanya. "Ibu, Arjuna kepingin kawin!" Suara cadel Arjuna bagai geledek yang memecah kesunyian malam di telinga sang ibu. "Arjuna enggak mimpi kan?" sang ibu bertanya sambil menguncangkan tubuh Arjuna yang tergolek lemah di tempat tidur." Eh ibu, Arjuna mah bangun. Ini enggak mimpi. Sungguhan, Arjuna kepingin kawin. "Sang ibu menelan ludahnya beberapa kali, miris. "Jang, kamu teh mau kawin sama siapa?" "Nggak tau. Tapi Arjuna sudah minta sama Allah." Mata sang ibu hampir-hampir tak kuat membendung air mata yang hendak tumpah. "Bener atuh, kalau memohon ya sama Allah. "Sang ibu bingung apa yang harus ia lakukan. Menghibur Arjuna dan membangun mimpi-mimpi indah yang kosong melompong. Atau membuatnya melek melihat kondisi cacatnya. Tapi itu sama saja artinya dengan menghempaskannya ke jurang dalam. Sang ibu cuma bisa menyerahkan pada Allah, apapun kehendak-Nya. Malam purnama. Arjuna baru saja selesai sholat tahajud. Ia merenungi keinginannya yang mulai menjadi azzam. Pikirannya berkecamuk. "Tapi, kalau nanti punya istri pasti biaya akan bertambah. Sekarang saja hidup sudah pas-pasan. Ah, rejeki kan sudah diatur oleh Allah, tinggal kita yang harus ikhtiar. Tapi, mau nikah sama siapa. Eh, iya ya. Siapa yang mau sama saya yang jalan aja mesti merangkak, mau ke mana-mana mesti digotong. Ah, itu kan sama juga, jodoh sudah diatur sama Allah. Tinggal ikhtiar saja. Besok saya akan bilang sama Pak Kyai, minta dicarikan istri."
"Pak Kyai, saya kepingin kawin!" Pak Kyai itu pun kaget tak beda seperti ekspresi sang ibu ketika mendengar ucapan Arjuna. Dengan sabar Kyai berkata, "Wah bagus itu. Menikah kan sunnah Rasulullah, apalagi kalau niatnya untuk ibadah." "Iya, iya, saya kepingin kawin karena kepingin ibadah. Kepingin punya anak-anak yang normal dan berjuang di jalan Allah." "Arjuna mau menikah dengan siapa?" "Saya ingin minta dicarikan sama Pak Kyai. "Pak Kyai pun menggaruk-garuk kepalanya. Bukan amanah yang ringan. Sudah berkali-kali ia mempertemukan jodoh diantara santri-santrinya. Diantaranya ada juga yang tidak sekali langsung jadi. Itu pun santri-santri yang normal, tapi Arjuna...?! Sang Kyai bukan mengecilkan arti Arjuna. Semua orang sudah ditentukan takdirnya oleh Allah. Dan tak akan tahu takdirnya bagaimana kecuali dengan berusaha. Tapi usaha yang harus dilakukan untuk mencari istri untuk Arjuna bukan perkara mudah. Tapi Allah berkehendak lain. Sang Kyai akhirnya menemukan sang gadis.
Gadis itu normal, juga sholehah. Ia salah satu jamaah yang kerap mengikuti pengajian Kyai. Kyai mengucap syukur yang tiada tara, karena akhirnya gadis itu mengucapkan kesediaannya menikah dengan Arjuna. Ina, gadis itu, jelas-jelas tahu Arjuna yang akan dinikahinya berfisik tak sempurna. Sangat jauh dari gambaran tokoh Arjuna yang ada di lirik lagu. "Kenapa Ina mau menikah dengan Arjuna?" tanya sang Kyai. "Ina sudah tahu apa resikonya? Apa yang akan dihadapi di kemudian hari?" "Niat saya cuma ingin mencari keridhoan Allah. Saya ingin menjadi bidadari di syurga nantinya," kata sang gadis dengan mantap. Pagi hari di bulan Agustus 2002 itu seakan bersinar lebih cerah dari biasanya bagi Arjuna. Sebelum berangkat, ia menangis. Bukan sedih, justru kebahagiaan luar biasa yang tak terbendung. Suatu keajaiban yang tak pernah ia bayangkan akan terwujud. Mulanya hanya sebuah keinginan, lalu menjadi tekad, dan kini menjadi nyata. Allah mengabulkan permohonannya
Terbata-bata Arjuna mengucapkan ijab kabul. Bukan karena grogi, tapi karena memang ia kesulitan mengucapkan kata-kata. Dua ratus pasang mata ikut berlinangan airmata, tak kuasa menahan haru yang tiba-tiba menyeruak. Arjuna menyerahkan mas kawin berupa 23 gram emas kepada istrinya. Lalu Arjuna bersujud di hadapan ibunya, menangis tersedu-sedu. Di hadapan para tamu, sang Kyai berkata, "Kita harus banyak belajar dari Arjuna, seseorang yang diberi ujian berupa kekurangan fisik dari Allah, namun tidak takut dan berani mengambil keputusan terhadap masa depannya. Arjuna adalah contoh seseorang yang berserah kepada Allah, yakin akan rejeki yang sudah ditetapkan-Nya. Semoga Allah memberkahi pasangan pengantin ini, menjadikannya sakinah, mawadah, warrahmah." Doa sang Kyai ini pun di amini oleh para tamu walimah. Arjuna memandangi istrinya penuh haru. Ina baru saja selesai mencuci baju. Arjuna senang sekali, kini ia tak lagi mencuci baju sendiri seperti ketika bujangan dahulu. Ina juga selalu merawat dengan penuh ikhlas dan telaten. Seorang gadis telah Allah kirim untuk menjadi pendampingnya di dunia. Arjuna berharap Ina juga akan menjadi bidadarinya di surga nanti. Insya Allah.
-dari sebuah Milis-

Saudaraku…ini bukanlah kisah dongeng beauty n the beast. It is the real story yang Allah bentangkan tepat di depan mata kita agar kita dapat mengambil pelajaran darinya. Wanita itu...ya..wanita itu, saya yakin dia benar-benar seorang bidadari, makhluk langit yang terbebas dari cara pandang manusia yang terbatas pada apa yang terlihat secara fisik. Terus terang, ketika membaca kisah ini saya langsung banjir air mata, merinding dan iri. Mereka adalah orang2 yang jelas dicintai-Nya.
Allah...aku iri padanya. Aku tau aku takkan sanggup melakukannya karena mataku telah rabun oleh debu dunia. Bisakah aku menjadi bidadari pendamping hamba-Mu yang soleh? Tolong tersenyumlah dan katakan ya...terima kasih Cinta.//IQ ’06

Thursday, July 13, 2006

Antara Bunga dan Mutiara



Antara Bunga dan Mutiara


Bunga dan mutiara, dua benda cantik yang sering menjadi analogy wanita. Keduanya indah, menawan, dan disukai banyak orang.
Ada wanita bunga dan ada wanita mutiara.
Tahukah kamu bedanya???
Bunga, makhluk cantik harum nan menarik adalah juga makhluk malang yang patut dikasihani keberadaannya. Kenapa?... Kebanyakan orang menanam dan merawat bunga bukan demi kepentingan si bunga sebagai makhluk yang berhak hidup melainkan untuk mendapatkan kesenangan dari keharuman dan keindahannya. Bunga akan dicampakkan ke tempat sampah begitu ia layu dan kehilangan keharumannya.
Bagaimana dengan mutiara?
Mutiara mungkin tidaklah tampak cantik seperti bunga. Mutiara tidak harum, warnanyapun tidaklah semenarik bunga. Tapi…ia sangatlah berharga. Banyak orang melakukan hal-hal yang tidak masuk di akal demi mendapatkan mutiara. Mereka rela melakukan perjalanan yang panjang dan lama demi sebuah mutiara. Mereka menyelami kedalaman laut untuk mencari si mutiara. Ya…semuanya hanyalah demi sebuah mutiara yang tersimpan dalam cangkang tebal di bawah lumpur di dasar laut. Semakin lama ia terpendam semakin indah dan cerah warnanya dan tentu saja semakin mahal harganya.
Berbahagialah si mutiara yang dibesarkan di tempat yang aman dari tangan-tangan kotor dan nista. Semakin dalam laut yang harus diselami untuk mendapatkannya maka akan semakin berhargalah ia.
Saudariku tahukah engkau siapa bunga dan siapa mutiara???

Bunga adalah yang wanita yang tidak menutup auratnya, yang membiarkan kecantikannya dinikmati banyak orang.

Mutiara adalah wanita yang menjaga auratnya dengan benar, yang merahasiakan kecantikannya untuk orang yang mampu menghargainya dengan harga yang sangat tinggi…menghargainya dengan iman dan akhlaq

Maha suci Allah yang telah membentangkan alam dengan sempurnanya hingga manusia dapat mengambil hikmah dan pelajaran berharga darinya//IQ ‘06.

WELKOM




Assalamu’alaikum 2 all my bro n sis in Islam, semoga ridhoNYA selalu menyertai setiap hari kita.
Selamat bertemu kembali 2 all of my fren yang berbeda jalan, semoga petunjukNYA membantu anda kearah kebenaran (ini serius lho J).

Setelah melalui pergulatan pemikiran yang tidak terlalu melelahkan, aku akhirnya memutuskan untuk mengganti alamat blog ini dari http:/www.ike_chaniago.blogspot. com menjadi http:/www.skyzoner.blogspot.com.
I believe you wanna know d reason, right?!
Begini ceritanya…suatu malam (cie…) aku mencoba menengok ke dalam diri yang rapuh ini, mencoba untuk menganalisa kembali siapakah aku sebenarnya. N tiba-tiba melintas sesosok nurani yang mengatakan betapa egoisnya aku, betapa individualisnya aku…betapa akunya aku. Lantas otakku yang kecil mereview segala bentuk keegoisan yang pernah dan sedang aku lakoni.
Aku selalu ingin menjadi yang terbaik, menjadi terkenal, dikagumi, dan disukai banyak orang. Pasti kamu akan berkata “itu kan wajar”. Yah…memang tidak ada yang salah dengan keinginan itu, semua orang pasti mempunyai keinginan yang sama, yak kan? Kamu juga kan?! ;)
Tapi ada yang selalu mengusik kesadaran aku sebagai seorang hamba. Kesadaran bahwa keinginan itu telah menggiring aku menjadi orang yang berprilaku menyimpang dari pagar Tuhan. Terkadang aku sering menganggap remeh orang lain, merendahkan mereka meskipun mereka sendiri ga menyadarinya. Mungkin karena aku mampu membungkusnya dengan argumentasi dan logika yang dianggap benar oleh kebanyakan manusia plus sedikit polesan canda sehingga yang bau pun menjadi harum. Mungkin aku juga pernah memperlakukan kamu demikian, kalau iya…tolong maafin yah, kalo kamu udah lupa berarti Tuhan sayang padamu karena Ia tidak membiarkan kamu menyimpan debu di hati J.
Back to d topic…akhirnya aku memutuskan untuk melakukan beberapa perubahan mendasar terhadap diri dan beberapa proyek yang sedang aku kerjakan, salah satunya ya dengan merubah nama blog ini menjadi sesuatu yang lebih bersifat universal…SKYZONER. Why should skyzoner?!
Skyzone…zona langit adalah zona tanpa batas yang tidak bisa ditindas oleh cara pandang manusia yang serba sangat amat terbatas. Tidak ada satuan ukur yang mampu menghektari berapa luasnya. Hanya Tuhan saja yang tahu apa, berapa, bagaimana, dan mengapa ia karena Dia-lah yang bertempat tinggal disana.
Hey…jangan sampai terjebak dengan kata ‘langit’ dan ‘bertempat tinggal’. Langit yang aku maksud bukan langit menurut kamus tatabahasa manusia. Langit adalah ruang yang terletak di tempat yang tinggi…sangat tinggi yang tidak akan terjangkau oleh mata jasadi tapi bisa dipetakan dengan mata rohani. Dan disanalah Tuhan bersinggasana, di ketinggian pemahaman kita akan diri sendiri dan semesta.
Aku ingin menempati zona langit dan menjadi penghuninya, menjadi skyzoner, agar dapat menggarisi tiap incinya sampai aku mampu menemukan ujungnya, tangan Zat Yang Paling Angkuh, hingga Ia tidak mau diperlakukan sama dengan dengan ciptaanNYA yang lemah meskipun katanya sempurna, Zat Yang Paling Sempurna namun Paling Pengasih Paling Penyayang Paling Adil dan seluruh Paling lainnya.
Blog ini adalah sepersekian millimeter dari zona langit karena inilah tempat dimana kita, aku dan all of you, bisa melangit dengan pikiran, ide dan kreativitas kita dan membumikannya dengan tulisan karena kita memang adalah ,masih, earthzoner (jangan lupakan itu) yang sedang mengurus green card untuk menjadi skyzoner.