Saturday, September 02, 2006

Horee

Hore….akhirnya sukses juga aku hengkang dari pembodohan dan penindasan para akademisi terhormat di kampus. Gimana gak tertindas namanya kalo hasil kerja kita yang udah dibuat dengan sepenuh jiwa n raga (ceillee…) dibilang salah cuma gara-gara para gentlemen n gentlewomen itu gak ngerti n belum (sempat) baca mengenai everything (teori, metode dll) yang menyangkut kerjaan tersebut?!
Ujung-ujungnya kan jadinya ya semacam pembodohan gitu deh, otomatis secara gak langsung kita dipaksa untuk mengakui bahwa yang benar adalah pedoman yang dipakai oleh para kelompok superior itu padahal yang namanya ilmu pengetahuan kan selalu berkembang, gak stagnan. Tiap saat pasti akan selalu bermunculan pemikiran-pemikiran baru yang udah pasti bakal menggeser pemikiran lama.
Gimana gak terzalimi namanya kalo urusan yang seharusnya mudah (kayak minta ttd, nilai etc.) justru dipersulit dengan berbagai macam alasan seperti lupa lah, sibuklah, lagi liburlah, lagi BT lah (yang terakhir ini tebakan doank hehehehe :-D). Jadi pengen ngutip iklan, “TANYA KENAPA?”
Celakanya udah banyak korban berjatuhan gara-gara silly thing kayak begindar. Wahai para bapak n ibu yang terhormat tolong jangan zalimi kami dengan keegoan anda yang super tinggi itu. Ti-ati loh sir n madam, do’a orang-orang yang terzalimi itu mujarab banget. Kepikiran gak kalo masalah yang sedang melilit anda atau penyakit berat yang sedang menimpa anda bisa jadi adalah hasil jeritan para korban anda?!
Tuk all of my frens, sabar ya frens. Anggap aja obat, meskipun pahit tapi kan menyehatkan. InsyaAllah semua itu akan membuat kita menjadi orang-orang yang kuat secara mental. Dan jangan lupakan satu hal frens, betapa gak enaknya kalo urusan kita dipersulit. So, besok-besok kalo elo-elo pade lagi duduk di posisi superior jangan pernah mempersulit urusan orang lain, ingatlah masa-masa ketika elo-elo sampe nangis karena dipersulit orang.

Fortunately gak semua kaum superior di kampusku kayak begitu. Ada juga yang bahkan benar-benar helpful. Salah satunya adalah my supervisor yang aku hormati dan aku kagumi sekaligus aku banggakan (berlebihan banget gak seh?!). Penilaian ini mungkin saja subjektif tapi yang jelas rasa hormat ini telah ada sejak aku belum bertemu dengan beliau. Sebelumnya aku hanya mengenalnya dari cerita para seniorku yang saking terharunya mereka sampai menjuluki sang bapak dengan sebutan “bapak (yang berhati) malaikat”. Dan alhamdulillah aku telah membuktikannya sendiri.
Thank you very much sir for chosing me as one of ur supervising students. Thank you very much for your help through the work. Tetaplah menjadi “bapak malaikat” dan saya akan menerapkan apa yang anda ajarkan pada saya :).

No comments: