"UNI MASIH NGAJI KAN"? itu pertanyaan yang sempat nongol di siemensku. Keningku langsung berkerut. Kenapa ya? Terus terang aku sempat keki abis. Pertanyaan itu kembali mengingatkan aku pada perdebatan panjang antara aku dan rekan2ku juga seniorku tentang satu kata "TARBIYAH". Secara harfiah kata itu berarti pendidikan. Intinya ya...menuntut ilmu. Ilmu apa saja, bisa dunia bisa akhirat, yang penting baik dan bermanfaat.
Sayangnya kata itu kemudian mengalami penyempitan makna. Kebanyakan aktivis dakwah hanya memaknainya sebatas kata "liqo". Kalo tidak liqo berarti tidak tarbiyah *sigh....kacau
Seringkali aku mendengar komentar "pantesan dia kayak gitu, gak liqo sih" atau kalo ada yang berprilaku agak aneh maka pertanyaannya "dia liqo gak seh?" atau kalo ternyata si anu liqo maka komentarnya "liqo, tapi msh kayak gitu" *sigh...(~_~)
Yang bikin aku sedih, kata itu telah DIJADIKAN standar baik buruknya seseorang. Apa hak kita menilai seseorang itu baik atau tidak cuma karna liqo? Apakah kita layak? Apakah kita... ah sudahlah, saya tiba2 jadi BT membahas ini. Kita sebenarnya sudah tau jawabannya tapi dengan sengaja bilang "au ah gelap".
Liqo' itu cuma salah satu media untuk mencari ilmu. Cuma salah satu sarana untuk lebih mengenal Allah. Kita tidak akan otomatis menjadi baik bila ikut liqo, kita tidak akan lantas menjadi ustad cm karena pengetahuan agama yang kita punya. Ilmu itu tidak akan ada gunanya tanpa aplikasi.
Sekarang saya akan menjawab pertanyaan saudara saya itu "apakah uni masih ngaji"?
"Alhamdulillah aku masih ngaji dan akan terus mengaji sampai tanah menjatuhkan langkahku. Karena mengaji itu adalah kewajiban, karena dengan mengaji itulah aku bisa mengenalNYA lebih dekat. Aku mengkaji alam, aku mengkaji kitab, aku mengkaji diriku sendiri"
Tapi kalo antum bertanya "apakah uni masih liqo" maka jawabannya adalah sudah tidak lagi. Bukan karena saya anti, malah saya mendukung, Hanya saja saya belum menemukan yang tepat.
Tuesday, November 21, 2006
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
1 comment:
http://www.islamicvideos.net/component/option,com_mtree/task,viewlink/link_id,457/Itemid,32/
uni...klik itu yah, in sedang dengar dan liat syaikh al fahd al kandery di link itu saat baca tulisan uni ini, tilawah nya indah sekali...
:(( <---ini ikon sedih ya,,,,afwanjiddan ya ukhty...atas pertanyaan ini yg pernah in ajukan, tapi...rasanya in ga pernah sms ya? kok muncul di sms uni? semoga bukan in yg b'pemikiran sesempit sangkaan uni itu. Menusuk yah...semoga tusukan pertanyaannya ga menyakitkan dan emang ga kok....karena emang beda maksud aja.
tapi...apa yg uni kecewakan dengan sikap sebagian "oknum" yg katanya berjuang di jalan Allah,lantas mengeluarkan kata-kata yg menyakitkan saudaranya itu..memang ada benarnya, toh mereka memang masih belajar menjd baik, namun pengaruh kurangnya atau lebih tepatnya seperti yg uni sampaikan sempitnya kefahaman dan dangkalnya ilmu mereka sehingga terkesan seperti sombong dengan klaim-klaim nya yg asalan tsb.
bahkan....saat ini, banyak juga yg masih menganggap bahwa beda "ngaji" adalah seperti beda aqidah...sehingga muncul ungkapan2 seperti erikut ini : "eh...itu bukan ikhwah kita/bukan akhwat kita...ngapain belajar di sana?ngapain beli buku di sana?" dan ungkapan sejenis lainnya yg saya ulangi lagi seperti maksud uni di atas...mereka memahami "ukhuwwah" sebatas untuk kalangan mereka.
apakah rasulullah S.A.W ajarkan hal demikian??
In ga usah ngomong banyak lagi yah....terakhir mohon maaf ya uni....terima kasih, tulisan2 uni bagus2 deh..
semoga maksud ana bisa uni fahami....dengan tidak mengemukakan sangkaan2 yg kurang baik atau perbedaan2 pendapat yg sedikit berbeda....:d bingung nih jadinya,,,,
yuk uni ..mari jadi seperti cermin yg jernih, karena seorang yg mampu melihat dan mengoreksi kesalahan orang lain dengan objektif dan mampu memberi solusi dari ketulusan hati, bagai sepotong cermin yg mampu menghasilkan bayangan tanpa distorsi, jernih, sempurna
see u next my sister
Salamu'alaykum
Post a Comment