Wednesday, September 26, 2007

Mencari Tuhan...

Mencari Tuhan...dulu saya sering menggunakan dua kata itu untuk menggambarkan 'ritual keagamaan' saya. Dahulu...saya menafsirkan diri saya sebagai seorang pencari Tuhan. Dahulu...berarti saya belum punya Tuhan atau mungkin saya kehilangan Tuhan??! What a shame !!!!! What a stupid idiot!!!

Ah...dahulu saya memang bodoh, sekarang juga masih bodoh, bahkan sepertinya sekarang saya jadi idiot.
Dahulu saya bodoh karena saya fikir Tuhan itu jauh, tidak kelihatan, makanya mesti dicari ??!!
Tapi kemudian saya mengerti bahwa Tuhan itu tidak perlu dicari. Allah itu dekat. Bahkan Ia lebih dekat dari urat nadi. Ternyata yang perlu kita lakukan hanyalah sedikit membuka mata. MATA HATI. Kita hanya perlu sedikit membasuhnya dengan keihklasan agar kotoran-kotoran yang membuatnya malas terbuka, terlepas sudah. Agar kita mampu melihat-Nya. Dan agar Ia-pun melihat kita, memedulikan kita.
Ikhlas...mudah mengucapkannya, tapi begitu sulit melakukannya.

Saya kini telah mengerti apa yang dulunya tidak saya pahami. Tapi celakanya saya malah menjadi bertambah bodoh, bahkan idiot. Betapa tidak, saya tahu bahwa saya tidak perlu mencari-Nya, saya tahu bahwa Ia berada di dekat saya, saya tahu bahwa Ia menunggu saya, dan anda semua, untuk mendekati-Nya untuk dapat melihat-Nya, mengenali-Nya, berlari kepada-Nya, merengkuh-Nya. Ia selalu menanti dengan kasih-Nya yang maha luas. Ia selalu menanti dengan Cinta-Nya yang maha daya.

Tapi apa yang saya lakukan??? Saya justru malah mengabaikan-Nya....apa anda juga???
Saya malah berpaling dari-Nya...apa anda juga??
Saya malah malas bertemu dengan-Nya...apa anda juga???
Saya bahkan lebih suka memeluk bantal ketimbang memenuhi undangan-Nya untuk berkhalwat dengan-Nya, berdua saja...apa anda juga??
Saya malah lebih semangat menonton program TV kesayangan saya ketimbang bergegas memenuhi seruan mu'azin untuk berjumpa dengan-Nya....demikian jugakah anda??
Sepertinya anda sama idiotnya dengan saya....Astaghfirullah, ternyata dunia telah penuh dengan orang2 bodoh.

Allahumma Robby...... ampuni kebodohan hamba-Mu ini.
Allahumma Robby...... ampuni kealfaan hamba yang hina ini
Allahumma Robby...... lidah hamba telah kelu untuk meminta lebih dari sekedar ampunan
Allahumma Robby..... hamba malu pada-Mu

1 comment:

BRAJADENTA said...

heuheu nice post
makanya kita di suruh belajar terus kali yeh...
ada seorang guru bercerita yg saya ceritain lagi sekarang:
dahulu istri sunan muria pernah bertanya pada suaminya;
"wahai kanjeng sunan" sapa nya lirih.
"ada apa istri ku yg cantik?" sunan muria menjawab sambil menatap dalam pada istri nya.
"ada sesuatu yang ingin aku tanyakan padamu" wanita itu tertunduk lalu meneruskan ucapannya "aku sering kali kau ajarkan agar sembahyang, berpuasa, membayar zakat dan mengikuti segala perintah Tuhan, aku juga di wajibkan untuk menyembah dan selalu memujiNya, selama ini aku telah berusaha memenuhi semua yang telah engkau ajarkan padaku, wahai wali Allah, tapi aku masih juga tidak tahu Tuhan itu ada di mana? kemana aku harus mencarinya? wahai suamiku"
kanjeng sunan membelai istrinya yg bersimpuh, sambil matanya menatap jauh ke langit mencoba untuk menjelaskan...
"wahai istriku, jika bisa di umpamakan; sehelai daun yang di ujungnya ada setetes embun lalu di timpa sinar matahari, begitulah kita dan Tuhan, jika daun itu adalah tubuh ini yang bisa saja kotor oleh debu atau penyakit, lalu embun itu adalah jiwanya yang bisa saja ikut kotor (karna daun nya yg kotor) atau hilang sama sekali dari daun itu, lalu di dalam tetes embun itu ada titik putih bias dari cahaya matahari, yang tidak bisa di kotori atau di hilangkan dari dalam tetes embun itu, begitulah Tuhan yang ada dalam jiwa kita, Ia tidak bisa kita jauh atau hilangkan, Ia selalu ada dalam setiap tetes embun di tiap helai daun di seluruh muka bumi ini, tapi pada hakikatnya matahari tetap berada di atas langit."